Monday, February 15, 2016

Tutorial untuk install Ubuntu 15.04 dengan Windows (Dual Boot)

Hai :)

Saya menginstall Ubuntu menggunakan Dual Boot. Dual Boot disini maksudnya adalah sebutan untuk menginstall beberapa sistem operasi kedalam sebuah laptop.

(+) Keuntungan menggunakan Dual Boot:
1) Dapat menginstall beberapa sistem operasi kedalam sebuah laptop sehingga mengurangi resource yang digunakan.
2) Dapat belajar banyak sistem operasi seperti Ubuntu, Fedora, dan sistem operasi open source lainnya.

(-) Kerugian menggunakan Dual Boot:
1) Akan memakan space harddisk, tentunya perlu harddisk yang memiliki kapasitas penyimpanan cukup besar dulu untuk dapat melakukan dual boot ini.
2) Salah sedikit saat instalasi dapat menyebabkan boot loader untuk windows tidak dapat dijalankan. Hal ini dapat terjadi apabila saat instalasi nanti melakukan kesalahan atau tidak mengikuti arahan yang diberikan.

Apa saja yang diperlukan untuk menginstall sistem operasi Ubuntu bersamaan dengan Windows 8.1 didalamnya?
1) Memiliki ISO Ubuntu, bagi yang belum punya dapat didownload.
2) Menyediakan space sekitar 80GB sebagai tempat menyimpan Ubuntu. Cara membuat partisi harddisk di Windows yaitu:
  1.  Klik kanan pada ruang hardisk yang bertuliskan unlocated, setelah itu akan muncul menu New Partition, klik menu tersebut.
  2. Kemudian muncul window baru dan klik Next.
  3.  Pada menu ini kamu akan menentukan partisi yang akan kamu buat primary atau extended. Kebanyakan orang memilih partisi Primary dan klik Next.
  4. Tentukan besar kapasitas hardisk yang kamu inginkan pada partisi ini dan klik Next.
  5.  Lalu tentukan drive path yang kamu inginkan dan klik Next.
  6. Tentukan file system yang kamu inginkan dan beri nama di kolom volume label, setelah itu klik Next.
  7. Kamu sudah berhasil membuat partisi baru di hardisk kamu, klik Finish.
Tolong berhati-hati ketika ingin melakukan hapus atau format partisi, karena apabila teman-teman menghapus partisi yang digunakan oleh Windows (biasanya ditandai sebagai drive C) atau partisi yang digunakan sebagai tempat penyimpanan data, maka data akan hilang dan tidak tentu dapat dikembalikan atau tidak.
3) Berikutnya, membuat Live CD (dengan metode burning) atau membuat Live USB, yang nantinya berisikan installer sistem operasi Ubuntu tersebut. Lebih baik menggunakan Live USB, karena instalasi akan jauh lebih cepat menggunakan USB dibandingkan dengan CD. Apabila menggunakan CD, ketika kualitas CD memburuk, maka instalasipun akan berlangsung lama (karena optik akan kesulitan membaca CD tersebut). 
Bagi yang sudah memenuhi persyaratan diatas, maka dapat melanjutkan pada tahap berikutnya.

Langkah-langkah untuk instalasi Dual Boot Windows 8.1 dengan Ubuntu 15.04.
1) Setting BIOS, agar membaca Live USB (bagi yang menggunakan USB) atau membaca CD dahulu (bagi yang menggunakan CD) terlebih dahulu sebelum harddisk ketika boot, karena apabila membaca harddisk terlebih dahulu, teman-teman tidak akan dapat masuk ke mode instalasi yang ada pada Live USB.
2) Setelah muncul tampilan dibawah ini, teman-teman dapat memilih “Try Ubuntu” (Mungkin kalimatnya akan sedikit berbeda), atau “Install Ubuntu”. Perbedaannya, pilihan nomor 1, akan membawa teman-teman untuk menikmati Ubuntu sesaat, sehingga teman-teman dapat melakukan ini-itu terlebih dahulu, seperti mencoba membuka LibreOffice (Microsoft Office di Ubuntu) dan banyak lainnya. Pada umumnya teman-teman akan mulai membandingkan antara Ubuntu dan Windows pada tahap ini, sedangkan pilihan nomor 2 akan memulai proses instalasi langsung.


3) Karena saat instalasi yang saya pilih adalah nomor 1, maka akan muncul tampilan seperti dibawah ini. Untuk memulai instalasi dapat melakukan klik pada icon harddisk yang ada didesktop dengan tulisan “Install Ubuntu 15.04”.


4) Setelah icon tersebut didouble click, maka tampilan berikut akan muncul. bahasa yang dipilih akan digunakan selama proses instalasi. Teman-teman bebas memilih bahasa apa yang ingin digunakan.


5) Sejauh ini yang telah kita lakukan adalah double click icon instalasi yang ada didesktop, serta memilih bahasa, berikutnya adalah memilih jaringan, hal ini dimaksudkan untuk mendownload update selama proses instalasi. Langkah ini hanyalah opsional, apabila teman-teman tidak ingin memilih jaringanpun bisa, pilih radio button yang bertuliskan “I don’t want to connect to a wi-fi network right now”.


6) Berikutnya adalah tahap dimana pengecekan ulang dilakukan, sangat disarankan untuk melakukan charging laptop selama penginstalan dilakukan karena apabila laptop kehabisan baterai saat proses instalasi berlangsung, dikhawatirkan terjadi hal buruk diluar dugaan teman-teman.Selain itu, terdapat dua check box dibawah, bila kita mencentang check box yang pertama, maka update akan dilakukan selama proses instalasi (hal ini hanya dapat dilakukan apabila memilih jaringan pada langkah sebelumnya). Sedangkan, fungsi check box kedua adalah memutar MP3, karena apabila kita tidak mencentang check box kedua ini, setelah instalasi selesai dan kita ingin memainkan musik, maka Ubuntu tidak akan dapat menjalankannya. Jadi saya sarankan untuk mencentang check box yang kedua.


7) Kita sudah sampai ditahap ketujuh. Pada tahap ketujuh ini, teman-teman diminta untuk memilih jenis instalasi. Terdapat empat radio button, berikut fungsinya:

  •  Radio button yang pertama berfungsi untuk melakukan instalasi Ubuntu berdampingan dengan Windows. Saya agak khawatir dengan yang satu ini, karena apabila drive windows saya tertiban oleh Ubuntu, maka… Hilang windowsnya.
  • b. Menghapus seluruh isi harddisk dan menginstal Ubuntu, mungkin teman-teman akan memilih ini ketika tidak ada dapat penting pada OS sebelumnya serta mengurungkan niat untuk Dual Boot dan lebih memilih menjadi pengguna Ubuntu.
  • c. Something else. Kedengerannya tidak meyakinkan, tapi radio button inilah yang saya pilih, karena dengan memilih radio button ini, maka saya dapat menentukan partisi apa yang akan saya buat. Dengan kata lain partisi Windows akan tetap aman.


8) Karena memilih radio button “Something Else”, tentunya kita akan diminta untuk membuat partisi sendiri, tidak perlu takut ataupun bingung partisi apa saja yang perlu dibuat. Berikut daftar partisi yang saya sarankan untuk dibuat.
  • Partisi “/” (Garis Miring) atau biasa disebut dengan “root”, merupakan partisi yang sifatnya sama seperti drive C pada Windows, dengan kata lain sistem operasi akan diletakan pada partisi ini, saya sarankan ukurannya 40 GB, sudah cukup dan masih menyimpan banyak free space, mungkin karena saya hanya menginstal sedikit program.
  • Partisi “/boot”, partisi ini akan digunakan sebagai tempat menyimpan boot loader Ubuntu, apabila teman-teman tidak menyediakan partisi ini, maka Ubuntu akan memilih untuk menghapus boot loader yang pada harddisk. Intinya, teman-teman akan bisa booting ke Ubuntu, tetapi tidak ke Windows, karena boot loadernya sudah dihapus, tentu bisa diperbaiki tapi akan memakan waktu, dan akan dibahas pada post berikut. Untuk space, sediakan 500 MB.
  • Partisi “/home”. pada Windows, ini lebih mirip dengan drive D, atau tempat penyimpanan data pribadi.
  • Partisi “swap area”, sesuai namanya “swap area” digunakan apabila penggunaan RAM berlebihan, maka partisi ini akan digunakan sebagai pembantu RAM. Karena saya akan menggunakan Ubuntu untuk membuat program Android yang membutuhkan RAM cukup banyak, saya menyediakan kurang lebih 12 GB. Ukuran partisi tergantung dengan RAM yang terdapat pada laptop teman-teman pejalan kaki, biasanya ukurannya 1,5 sampai 3 kali ukuran RAM teman-teman (ukuran ini berlaku di Windows).


9) Pertama-tama, kita akan membuat partisi “/” atau “root”, pilih baris free space, lalu tekan tanda tambah yang ada dibawahnya, maka akan muncul kotak, lalu pilihlah dengan tepat seperti keterangan dibawah ini.
  • Size = 40960 (hasil perkalian dari 40 * 1024)
  • Type for the new partition = Logical
  • Location for the new partition = Beginning of this space
  • Use as = Ext4 journaling file system
  • Mount point = /


10) Partisi “root” berhasil dibuat, berikutnya adalah membuat partisi “/boot”, klik tanda tambah, lalu ikuti gambar dibawah ini,



Setelah selesai tekan OK, maka tampilannya akan berubah. Tampak pada gambar dua partisi baru yaitu, “/” dan “/boot”.


11) Dua partisi baru telah dibuat, kini saatnya membuat partisi tempat penyimpanan data pribadi, yaitu partisi “/home”.


12) Apabila sudah, tekan OK, maka partisi yang dibuat akan bertambah lagi. Kini teman-teman telah membuat tiga partisi, yaitu “/”, “/boot” dan “/home”.


13) Kini saatnya membuat partisi terakhir, yaitu “swap area”, seperti biasa, tekan tambah pada layar, lalu akan muncul kotak dialog dan ikuti sesuai dengan gambar dibawah ini (jika mau, hehehe. Ingat loh partisi swap ini saya buat cukup besar, teman-teman dapat membuat ukuran yang jauh lebih kecil seperti 2 GB atau 1 GB tidak masalah).


14) Setelah selesai, tekan OK, maka empat partisi yangi direkomendasikan telah terbuat, masa-masa untuk menjalankan proses instal pun semakin dekat.

15) Sedikit lagi proses instalasi akan segera dimulai, kini hampir saatnya tiba, akan tetapi sebelum dimulai, teman-teman semua harus mengganti dahulu partisi yang akan digunakan sebagai tempat untuk menginstal boot loader. Pada combo box yang terdapat dibawah, secara default partisi yang akan digunakan untuk instalasi adalah harddisk dan lokasi akan ditentukan secara otomatis, akan tetapi bila hal ini dibiarkan, maka boot loader Windows akan terhapus, resiko terbesar, sementara kita tidak dapat masuk ke Windows hingga boot loader Windows diperbaiki, sedangkan ini akan memakan waktu yang cukup lama. Intinya kita harus menggantinya ke partisi “/boot” yang baru saja kita buat. Karena pada gambar ini partisi “/boot” nya ada pada /dev/sda7, maka kita arahkan lokasi instalasi pada /dev/sda7, contohnya seperti gambar dibawah.

16) Bila lokasi instalasi boot loader telah diarahkan ke “/boot”, maka langkah berikutnya adalah pilih “Install now”, dan akan muncul seperti pada gambar, kotak tersebut muncul untuk mengkonfirmasi partisi yang akan dibuat. Bila sudah yakin tekan OK.

17) Apabila telah menekan tombol “Continue”, maka berikutnya teman-teman diminta untuk memilih lokasi teman-teman berada. Pilih Jakarta.


18) Kini kita diminta untuk memilih keyboard, layout. Ini sangat penting, apabila salah memilih, nanti ketika keyboard kita akan menjadi aneh. Umumnya Keyboard Layout yang dipilih adalah English (US), jadi saya pilih English (US).


19) “Who are you?”, wah Ubuntu sampai nanya siapa kita nih, kasih tau aja teman-teman, dengan cara ketik nama kita, nama komputer, user dan juga password tentunya. Ini akan digunakan untuk membuat user Ubuntu.


20) Setelah kita tekan tombol “Continue”, akhirnya proses instalasi dimulai. Hal ini ditandai dengan slide yang mondar-mandir dan juga progress bar yang berjalan. Proses instalasi memakan waktu sekitar 30 menit apabila menggunakan Live USB.


21) Setelah proses instalasi selesai, maka akan memunculkan kotak berikut. Apabila teman-teman memilih “Continue Testing”, teman-teman tidak akan keluar dari Live USB ataupun CD sehingga masih dapat mencoba fitur-fitur Ubuntu, tapi untuk apa ? teman-teman kan sudah menginstalnya sendiri, jadi lebih baik memilih “Restart Now”. setelah ditekan, tak lama kemudian komputer akan mati dan memasuki mode restart.



Permasalahan
Sampai pada tahap ini, proses instalasi sudah selesai dilakukan, akan tetapi ketika restart, maka komputer / laptop kita akan langsung masuk ke Windows. Kenapa? Ini memang benar, karena Windows memang selalu diload diawal, sehingga kita harus mengkonfigurasi sedikit grub.cfg (file untuk konfigurasi GRUB) di Ubuntu nanti.
 Langkah-langkah untuk boot ke Ubuntu secara manual.
  1. Sekarang coba teman-teman matikan komputer, lalu hidupkan kembali.
  2. Saat loading, tekan tombol untuk masuk ke Boot Menu (hampir sama seperti BIOS, bedanya kita dapat langsung memilih mau boot kemana. Nanti akan ada pilihan untuk boot ke Ubuntu). Setiap laptop memiliki tombolnya masing-masing, untuk mengetahui tombolnya apa, teman-teman dapat menekan tombol ESC berulang-ulang sesaat setelah komputer dihidupkan, biasanya nanti akan muncul keterangan tombol apa saja yang dapat ditekan serta deskripsi kegunaannya. Akan tetapi apabila langkah tersebut gagal, dapat dicari caranya di Google. Terdapat beberapa merk laptop disana, untuk memilih tombol apa yang harus ditekan pilih kolom Boot Menu atau BIOS.
  3. Setelah ditekan, nanti akan muncul Boot Menunya, pilih Ubuntu. Takan lama akan muncul layar Ubuntu dalam keadaan Boot.

Sumber: